Senin, 24 Mei 2010

Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen

VIVAnews - Membatasi konsumsi gula pada anak memang tidak mudah. Jangan berpikir gula hanya ada pada permen. Kandungan gula penyebab kerusakan gigi juga terdapat pada sejumlah minuman ringan, dan makanan manis lainnya.

Seperti dikutip dari laman Female First, survei terbaru Yayasan Kesehatan Gigi Inggris terhadap 286 dokter gigi menunjukkan, minuman manis diidentifikasi sebagai faktor utama penyebab kerusakan gigi anak.

Dalam paruh kedua tahun 2008 terdapat 1.270.000 tambalan di gigi anak-anak di Inggris dan Wales. Lubang gigi dan hasil erosi enamel bisa meyebabkan si kecil mengalami kesakitan, perubahan warna, kepekaan dan membusuk.

Menurut Yayasan Kesehatan Gigi Inggris, makanan dan minuman penyebabnya antara lain, sari buah jeruk, dan minuman soda.

Tanpa sadar, para ibu sering memberi anak-anak jus buah, susu, atau camilan manis sebelum tidur. Tak jarang pula yang membiarkan botol bayi terus menempel pada gigi anak. Padahal, lapisan gula yang menempel pada gigi semalaman dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan gigi. Untuk itu, upayakan selalu menyikat gigi sebelum tidur.

Namun, bukan berarti anak dilarang mengonsumsi makanan manis. Yang perlu dilakukan adalah menyeimbangkan sisa-sisa gula di rongga mulut dengan memperbanyak minum air putih setelahnya. Atau menyikat gigi usai makan makanan mengandung gula. (pet)

Usir Stres dengan 9 Makanan Ini

VIVAnews - Olahraga teratur, mengonsumsi makanan dan minuman penambah energi saat sarapan, serta mengunyah makanan ringan di sela-sela jam makan, memang terbukti bisa menstabilkan gula darah dan menghambat stres.

Namun, banyaknya aktivitas dan buruknya cuaca terkadang juga bisa menjadi pemicu timbulnya stres. Untuk menangkal stres, berikut jenis makanan yang bisa menurunkan energi emosional Anda, seperti di kutip dari laman msn.com.

Jeruk

Sebuah penelitian di Jerman di Psychopharmacology, menemukan vitamin C bisa membantu mengurangi stres, menurunkan tekanan darah dan membuat kadar kortisol kembali ke tingkat normal. Vitamin C juga terkenal untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Ubi jalar

Ubi jalar dapat membantu mengurangi stres karena dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat yang bisa meredam stres. Makanan ini kaya vitamin, betakaroten, serat, sehingga membantu proses tubuh Anda tetap mendapat asupan karbohidrat.

Aprikot kering

Buah ini kaya magnesium yang merupakan pengusir stres, dan berkhasiat untuk merelaksasi otot dari dalam secara alami.

Almond, pistachio dan walnut

Almond kaya kandungan vitamin B dan vitamin E, yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, termasuk kenari dan pistachio yang dapat menurunkan tekanan darah.

Kalkun

Daging unggas satu ini mengandung asam amino yang disebut L-tryptophan. Asam amino ini memicu pelepasan serotonin, kimia otak yang bisa meningkatkan mood. Ini adalah alasan mereka yang mengonsumsi kalkun lebih relaks, terutama setelah makan itu. Karena, L-Tryptophan memiliki efek menenangkan.

Bayam

Kekurangan magnesium bisa menyebabkan migrain dan perasaan lelah. Satu mangkuk bayam rebus bisa menyediakan 40 persen dari kebutuhan magnesium harian Anda.

Salmon

Diet tinggi asam lemak omega-3 melindungi terhadap penyakit jantung. Sebuah studi dari Diabetes & Metabolisme menemukan bahwa omega-3 mempertahankan kortisol hormon stres tetap stabil dan adrenalin dari puncak.

Avokad

Lemak tak jenuh tunggal dan potasium dalam avokad membantu menurunkan tekanan darah. 'The National Heart, Lung, and Blood Institute' mengatakan, salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan mengonsumsi cukup kalium (avokad memiliki lebih banyak kalium daripada pisang).

Sayuran hijau

Brokoli dan sayuran hijau gelap lainnya mengandung vitamin yang membantu menenangkan pikiran dan tubuh saat stres.

Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker

VIVAnews - Penderita alergi seringkali merasa terganggu dengan rasa gatal yang atau sakit. Namun, sebuah studi terbaru mengungkap, alergi ternyata membuat pertahanan tubuh lebih baik dan menjauhkan risiko terkena kanker dibanding orang yang tidak mengalami alergi.

Menurut ahli, alergi membantu menstimulasi sistem kekebalan tubuh dan membantu mencegah kondisi fatal seperti kanker. Seperti dimuat dalam Daily Mail, penderita asma memiliki risiko terkena kanker ovarium 30 persen lebih kecil dari pada orang yang tidak menderita asma. Anak-anak yang mengalami alergi debu di udara memiliki risiko kanker leukimia lebih kecil 40 persen daripada anak-anak lainnya.

"Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menganalisis bahwa alergi memberi perlindungan secara signifikan," kata Dr Zuber Mulla, Epidemiologis di Texas Tech University.

Penelitian medis telah lama mencurigai adanya hubungan antara kanker dan alergi, namun dengan hasil beragam. Dokter di Cornell University Amerika menemukan anak-anak dengan alergi udara juga berisiko lebih kecil terkena kanker tenggorokan, kulit, paru-paru dan usus.

Penelitian lain menunjukkan adanya hubungan antara rendahnya risiko limfoma non-Hodgkin dengan kanker perut. Peneliti Harvard memperlihatkan adanya hubungan antara kanker otak dengan asma, eksim, dan alergi debu jerami. Sebuah studi di Kanada menunjukkan, alergi atau demam jerami menurunkan risiko kanker pankreas hingga 58 persen.

"Alergi adalah aktivasi umum sistem kekebalan tubuh kita. Penelitian membuktikan, ada hubungan antara kanker dan alergi," kata Dr Ronald Crystal, kepala perawatan di Weill Cornell Medical Centre.